Revolusi Potensi Diri : Kerja Tuntas

Standard

“Tarik napaaas….”
“Tarik lagi…”
“Lebih dalaaam…”
“Tarik terus…”
“Tariiiik…”

Maka orang yang mengikuti instruksinya pasti mukanya membiru dan kemudian megap-megap, seperti ikan yang diangkat dari air. Wehehehe…

Tepat seperti itulah saat pekerjaan yang dilakukan tidak tuntas. Ada awal ada akhir, seperti syair dalam salah satu lagu dangdut legendaris ‘Kegagalan Cinta’ :

“Kau yang mulai kau yang mengakhiri, kau yang berjanji kau yang mengingkari.”

Kerja tuntas adalah mengenai sesuatu yang selesai secara tuntas, paripurna, dan sempurna. Jangan seperti dalam diskusi antara Bejo dan Bogel berikut ini :

Bejo : “Bogel, laporan bulan ini sudah selesai?”
Bogel : “Sudah Jo, tinggal ngeprin…”

Itu mah namanya beluum! Sudah itu artinya jadi, siap, ada, tersedia sesuai kebutuhan dan standar yang sudah disepakati. Masih mending menjawab tinggal ngeprin, coba kalu jawabannya : sudah, tinggal ngetik. Lebih stress lagi kan si Bejo, wehehehe.

Tuntas itu selesai, finish, well-done, beres. Tanpa embel-embel dan tanpa keterangan macam-macam. Bahasa marketingnya tanpa tanda bintang serta tanpa syarat dan ketentuan berlaku. Ini menjadi hal penting, karena pekerjaan yang tidak tuntas, secara langsung pasti memberikan dampak pada proses dan hasil pekerjaan yang lain. Misalnya saja pada pabrik dengan produksi satu lini tertentu. Ketika pekerjaan tidak tuntas di satu bagian, pasti tidak bisa dilanjutkan ke proses berikutnya, karenan nantinya di hasil akhir pasti spesifikasi kualitas produk tidak terpenuhi. Hasilnya produk menjadi masuk kategori reject dan kontraproduktif bagi perusahaan.

Serba jelas, serba pasti, ada deadline, sehingga ada awal, ada akhir, dan ada kriteria pencapaian yang jelas. Karena banyak dari kita, saat ditanya tidak menjawab pertanyaan, namun malah membuat pernyataan yang tidak ada hubungannya. Ini sebagai antisipasi agar ukuran pencapaian pekerjaan bukan lagi sebuah ukuran yang subjektif, namun sepenuhnya berlandaskan objektifitas.

Kerja tuntas adalah proses melakukan pekerjaan dengan standar manusia yang sesungguhnya.
Jika tidak ada awal dan tidak ada akhir adalah sifat Tuhan,
Maka sifat setan adalah ada awal tapi tidak ada akhir,
Sedangkan sifat manusia adalah ada awal dan ada akhir.

Jadi jangan menjadi manusia yang kesetanan, karena terburu-buru itu adalah karena maunya setan, tapi kalau berlambat-lambat, itu adalah maunya sendiri.

Ayo kerja tuntas!

Salam SurpluS!
———————-

Faizal SurpluS MBA
Motivator Berwajah Arab
@FaizalSurpluS
Tinggal di Kota Malang.

Leave a comment